Penipuan AI Kian Canggih

By Nuzul Chaerul Hanapi, S.Kom in Berita Keamanan Siber

Berita Keamanan Siber
Kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan memberikan banyak manfaat, namun juga mulai disalahgunakan untuk **penipuan siber** yang semakin kompleks dan berbahaya. Penjahat kini memanfaatkan AI untuk menciptakan **deepfake, kloning suara**, dan **chatbot canggih** guna menipu individu maupun perusahaan.

#### **Empat Modus Penipuan Berbasis AI yang Paling Berbahaya:**

 
1. **Penipuan Bisnis (BEC) dengan Deepfake**

Penjahat menyamar sebagai eksekutif penting menggunakan video deepfake dan kloning suara, mendorong korban untuk mentransfer uang dalam jumlah besar. Contohnya, kasus di Hong Kong yang menyebabkan kerugian hampir Rp 480 miliar.

2. **Chatbot Penipu Bermodus Asmara**

AI digunakan dalam **romance scam**, di mana chatbot menyerupai manusia secara emosional dan komunikatif untuk membangun hubungan palsu, lalu meminta uang.

 3. **“Pig Butchering” AI – Penipuan Investasi Berkedok Hubungan**

Skema penipuan jangka panjang yang diawali dengan hubungan asmara atau bisnis palsu, lalu berujung pada penipuan investasi. AI mempercepat dan menyebarkan aksi ini secara massal.

 4. **Pemerasan Deepfake terhadap Tokoh Publik**

Pelaku membuat konten palsu (video/foto) yang mencemarkan nama korban, lalu mengancam akan menyebarkannya kecuali dibayar tebusan, biasanya dalam bentuk kripto.

 #### **Mengapa Penipuan AI Sulit Dikenali?**

 * Kualitas visual dan suara sangat realistis.

* Serangan bersifat psikologis dan sosial.

* Komunikasi terlihat alami dan sah.

 
#### **Target Utama:**

* Karyawan keuangan perusahaan.

* Eksekutif dan pejabat pemerintah.

* Pengguna media sosial dan aplikasi kencan.


 #### **Cara Melindungi Diri:**

 **Untuk Individu:**

 * Bersikap kritis terhadap pesan mencurigakan.

* Hindari mengirim uang tanpa verifikasi.

* Gunakan sumber resmi untuk memeriksa informasi.

 
**Untuk Perusahaan:**

* Gunakan autentikasi multi-level.

* Edukasi karyawan tentang ancaman AI.

* Terapkan alat pendeteksi deepfake dan phishing.

* Audit sistem komunikasi internal secara berkala.

 
### **Kesimpulan:**

AI bukan musuh, tapi alat yang harus digunakan dengan bijak. Kesadaran dan kewaspadaan adalah kunci untuk menghindari jebakan kejahatan berbasis AI yang semakin canggih.


Sumber : https://csirt.or.id/


Back to Posts